. Lawakan Sang Pakar | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Lawakan Sang Pakar

Lawakan Sang Pakar

Ini kisah dari sisi lain negeri, yakni adanya pakar-pakar yang suka ngelawak. Sayangnya lawakan mereka garing dan sama sekali tidak membuat orang tertawa. Misalnya lawakan seorang pakar komunikasi yang menulis : Tuduhan bahwa Barat memusuhi Islam adalah kebohongan keji"

dalam lawakan ini sang pakar beralasan bahwa Barat itu ada yang baik dan ada juga yang jahat, sama seperti orang islam, ada yang baik juga ada yang tidak"

Logika yang dibangun oleh sang pakar disini jelas merupakan lawakan garing, "benar tapi mubazir". Kenapa? karena subjek "orang baik dan orang jahat" itu memang melekat pada komunitas manusia secara umum. Sehingga mengaitkannnya dengan variable Barat, Islam, dll adalah suatu yang mubazir. Coba Bandingkan dengan pernyataan berikut :

"Kalau kondisi hari senin begini, pasti selasanya hujan, kalau enggak.. pasti sebelum senin itu, hari Minggu"

Tidak ada yang salah dalam logika ini, tapi sekali lagi, MUBAZIR... dan, lawakan seperti ini sebenarnya telah menjadi trademarknya favorit saya, yakni MR. Cak Lontong.. :)
Saya yakin, sang pakar pasti tahu soal ini, tapi ia sengaja membuat lawakan tersebut entah untuk maksud apa saya pun tidak tahu. Cuma saja, caranya memperhadapkan Barat dan Islam dalam logika tersebut tentu perlu dipertanyakan. soalnya, pakar ini memang sering sekali membuat lawakan-lawakan garing yang "nyerempet". Bahkan dalam salah satu tulisannya, ia dengan berani mengatakan bahwa Hadits tidak bisa dijadikan dasar hukum.

Meski dalam tulisannya ia menyatakan tidak bermaksud melarang ummat Islam untuk meyakini Al-Quran dan Sunnah, namun dengan berbagai alasan dan contoh yang menurut beliau "benar" ia sebenarnya telah menggriring ummat Islam untuk mulai meragukan kebenaran agamanya. Jenius sekali untuk orang sekaliber itu berani mementahkan ideologi yang telah eksis sejak ribuan tahun.

Sayangnya, sekali lagi lawakan itu garing dan malah "tidak Benar". Kenapa kali ini saya berani bilang begitu, karena yang bersangkutan hanya tahu hadits dari buku-buku terjemahan. Sangat tidak memenuhi syarat untuk menilai sebuah hadits (bersambung...)

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: