. Lobang Itu Sangat Dalam | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Lobang Itu Sangat Dalam

Lobang Itu Sangat Dalam

Suatu malam sehabis berburu, sekelompok anggota suku maya berkumpul mengelilingi perapian. Dalam suasana santai diselingi senda gurau dan gelak canda seusai makan malam, salah seorang tetua menceritakan kisah pendek yang membuat semua mendadak hening. katanya :

"Dulu pernah ada seorang manusia yang sepanjang hidupnya diliputi kesedihan, hingga semua hewan penguni rimba berkumpul berniat menawarkan bantuan padanya. Singa, si Raja rimba memulai percakapan : "wahai manusia, apa yang membuat kamu selalu tampak murung dan diliputi kesedihan sepanjang waktu? kalau kamu mau, apapun yang engkau butuhkan akan dapat dipenuhi oleh hewan-hewan di sini"

Mendengar tawaran demikian, manusia berkata : "aku ingin melihat dunia dari udara". Maka burung rajawali memberikan sayap kepadanya. Lalu orang itu pun mengatakan bahwa ia juga ingin tahu seluk-beluk perut bumi, ular pun menyanggupi memberikan ilmunya. Ketika orang itu menginginkan kekuatan, gajah menyalurkan tenaga kepadanya. Ia ingin kecepatan, kuda pula yang bersedia membantunya.

Begitulah seterusnya sampai semua kelebihan binatang hutan telah diberikan, namun gurat kesedihan tetap saja terselip di wajah orang itu. Hingga Kura-kura yang dianggap sebagai hewan bijak dalam komunitas itu berkata :

"Sebenarnya dalam diri manusia itu ada sebuah lobang yang sangat dalam. Nyaris tidak terlihat ujungnya. Apa pun yang dimasukkan ke dalam lobang itu pasti tertelan tanpa bekas. Bahkan sekalipun semua isi langit dan bumi telah dibenamkan ke dalamnya, lobang itu tetap saja ternganga seperti semula, hingga akhir dunia"

Meski tidak diambil dari risalah keagamaan (wahyu), kisah yang termuat dalam salah satu scene film Apocalypto-9, the Jaguar Paw ini cukup menarik. Setidaknya dalam menegaskan makna keinginan manusia yang tanpa batas". Betapa berbagai keinginan itu mampu membuat kehidupan, sekaligus juga menghancurkannya :


زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

"dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."(QS.Ali Imran (3) ayat 14)

Dengan demikian, kecendrungan terhadap kesenangan duniawi itu merupakan fitrah insaniyah sesuai dengan humanity. Ia lah yang mendorong manusia untuk selalu membangun, memperbaiki kehidupannya. Namun, kecendrungan-kecendrungan keinginan (nafsu) yang tidak terkendali, tentu saja menjadi mesin pemusnah kehidupan.

Yang penting disadari adalah bahwa cepat atau lambat, semua kenikmatan itu tetap akan berakhir. Kalau bukan ia yang meninggalkan kita (hilang, sakit) pasti lah kita yang meninggalkannya (maut).

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: