. KEINGINAN satu | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » KEINGINAN satu

KEINGINAN satu

Itulah KEINGINAN, satu kata yang memgbuat orang sanggup mengarungi lautan, membelah samudera dan menjelajahi benua. Satu kata yang membuat orang bergerak, merangkak dan berlari. Satu kata yang kadang membuat oraqng lupa diri, karena sesungguhnya ia adalah kata yang tak kan pernah bisa dipuaskan.
Dalam prolog sebuah lagu Lawak Minang diceritakan perihal seorang anak kecil yang sedang menangis di pinggir jalan. Kebetulan saat itu pak RT lewat di sana dan menghampirinya. Ketika ditanya kenapa menangis, ia bilang baru saja kehilangan uang seribu rupiah.

Karena kasihan dan tidak ingin anak itu terus menangis di pingir jalan, pak RT mengganti uang yang hilang tersebut. Tapi bukannya diam, tangisan anak itu malah semakin menjadi. "Kenapa kamu masih menangis, kan udah bapak ganti.." sergah pak RT karena kesal.

Masih dalam keadaan menangis, anak itu menjawab: "Kalau tadi ndak ilang, kan lah duo ribu pitih awaaaaakkkk... hua...huhuhu..." (kalau tadi tidak hilang, sekarang uang saya kan jadi dua ribu..)

yah.. begitulah anak-anak hehehe.. tapi Ups.. bukankah orang dewasa juga ada yang berpikiran demikian? malah kita mungkin pernah pula begitu?

Itulah KEINGINAN, satu kata yang memgbuat orang sanggup mengarungi lautan, membelah samudera dan menjelajahi benua. Satu kata yang membuat orang bergerak, merangkak dan berlari. Satu kata yang kadang membuat oraqng lupa diri, karena sesungguhnya ia adalah kata yang tak kan pernah bisa dipuaskan.

Dulu pernah seorang raja, keluar bersama pengiringnya untuk menikmati udara pagi. Di keramaian, ia berpapasan dengan seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis ini, "Apa yang engkau inginkan dariku?" Si pengemis itu tersenyum dan berkata, "Tuanku bertanya, seakan-akan tuanku .dapat memenuhi permintaan hamba."
"Hah? ucapanmu itu seolah-olah menantangku, sebagai raja aku tidak akan kesulitan memenuhi permintaanmu. Apa yang kau mau, katakanlah!"

"Berpikirlah dua kali wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa." Rupanya sang pengemis bukanlah sembarang pengemis. Namun raja tidak merasakan hal itu. Timbul rasa angkuh dan tak senang pada diri raja, karena mendapat nasihat dari seorang pengemis.

"Sudah kukatakan, aku dapat memenuhi permintaanmu. Apa pun juga! Aku adalah raja yang paling berkuasa dan kaya-raya."

Dengan polos dan penuh kesederhanaan si pengemis itu menyodorkan cawan penadah sedekahnya, dan berkata "kalau memang begitu pasti tuan dapat mengisi penuh cawan ini dengan apa pun yang tuanku inginkan."

Bukan main geramnya sanga raja mendengar 'tantangan' pengemis ini. Segera ia memerintahkan bendahara kerajaan untuk mengisi penuh cawan pengemis kurang ajar ini dengan emas. Kemudian bendahara pun menuangkan emas dari pundi-pundi besar yang di bawanya ke dalam cawan sedekah tersebut. Anehnya, emas dalam pundi-pundi besar itu tidak dapat mengisi penuh cawan sedekah.

Tak mau kehilangan muka di hadapan rakyatnya, sang raja terus memerintahkan bendahara mengisi cawan itu. Tetapi lagi-lagi cawan itu tetap tidak berisi penuh. Sampai-sampai seluruh perbendaharaan kerajaan nyaris habis dilahapnya. Ia seolah tanpa dasar, berlubang.

Dengan penasaran dan menahan rasa malu yang tak terhingga, sang raja akhirnya menyerah dan berkata : "Sebelum berlalu dari tempat ini, dapatkah tuan menjelaskan terbuat dari apakah cawan sedekah ini?"

Sambil tersenyum si pengemis menjawab : "Cawan itu terbuat dari KEINGINAN manusia yang tanpa batas.

Keinginan Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya. Ada kegembiraan, gairah memuncak di hati juga pengalaman yang mengasyikkan kala engkau MENGINGINKAN sesuatu. Ketika akhirnya engkau telah MENDAPATKAN keinginan itu, semuanya seolah tidak ada lagi artinya bagimu. Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yang masuk dalam cawan ini. Kegembiraan, gairah, dan pengalaman yang mengasyikkan itu hanya terasa tatkala dalam PROSES untuk mendapatkan keinginan.

Begitu seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru. Orang tidak akan pernah merasa PUAS dan selalu merasa KEKURANGAN. Anak cucumu kelak akan menjadikan kekuasaan untuk cenderung berlaku tamak.

Raja itu bertanya lagi, "Adakah cara untuk dapat menutup alas cawan itu?"

"Tentu ada, yaitu rasa syukur kepada Tuhan. Jika engkau pandai bersyukur, Tuhan akan menambah nikmat padamu," ucap sang pengemis itu, sambil berjalan kemudian menghilang.
***

SATU tidak akan pernah cukup kalau engkau bisa mendapatkan DUA, dan DUA itu pun masih kurang sekiranya bisa memperoleh TIGA, kecuali engkau bersedia MEMBAGINYA. Itulah salah satu wujud rasa syukur yang sebenarnya.



http://alqolamu.blogspot.com/2014/09/keinginan-satu.html

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: