. Pesona Yang Lebih Berkesan | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Pesona Yang Lebih Berkesan

Pesona Yang Lebih Berkesan

Inilah pesona hakiki yang lebih berkesan dan sulit dilupakan. Tidak semua orang dapat melihatnya dengan kasat mata, apa lagi serta-merta memilikinya, karena pesona karakter bukanlah sifat bawaan. Bukan sifat keturunan yang diwariskan. Ia hanya bisa diperoleh melalui latihan dan pembiasaan mengasah mata hati, penuh kesabaran, kerendahan hati, persistensi dan kecintaan kepada kebenaran
Beberapa tahun lalu, sekelompok wiraniaga menghadiri sebuah pertemuan di Chicago. Mereka telah berjanji pada keluarganya akan punya cukup waktu untuk makan malam bersama di rumah pada hari Jum'at. Namun, persentasi itu ternyata menghabiskan waktu lebih banyak daripada yang telah dijadwalkan.

Akibatnya, dengan tiket pesawat dan tas di tangan, mereka berlarian menerobos pintu bandara, tergesa-gesa mengejar penerbangan untuk pulang. Ketika sedang berlari-lari, salah seorang mereka tidak sengaja menendang kaki sebuah meja yang digunakan untuk menjual apel, dan apel-apel itu berterbangan ke segala penjuru.

Tanpa berhenti atau menoleh ke belakang, mereka semua akhirnya berhasil masuk ke pesawat pada detik-detik terakhir. Semua, kecuali satu. Dia bukan orang yang menabrak meja penjual apel, namun ia berhenti, menghela nafas panjang, bergulat dengan pikiran dan perasaannya, lalu tiba-tiba rasa kasihan menyelimuti dirinya. Dia melambai kepada rekan-rekannya agar mereka berangkat lebih dulu dan menyampaikan pesan keterlambatan kepada keluarganya.

Kemudian ia kembali ke pintu terminal dimana banyak sekali buah apel berceceran di lantai. Wiraniaga ini tertegun melihat gadis penjual apel yang ternyata buta, ia sedang menangis sesungukan. Air mata mengalir di kedua pipinya sambil tangannnya menggapai mencoba meraih apel-apel yang bertebaran di anatara kerumunan orang yang hilir mudik, tanpa seorangpun yang berhenti. Tak ada yang cukup peduli untuk membantunya.

Sang wiraniaga berlutut di samping si gadis lalu mulai mengumpulkan apel-apel tersebut. Ia menaruhnya kembali ke dalam keranjang dan membantu memajangnya lagi seperti semula. Seketika itu, ia menyadari bahwa banyak apel-apel itu rusak, ia mengesampingkannya ke dalam keranjang yang lain. Setelah selesai, pria ini mengeluarkan uang dari dompetnya dan berkata kepada gadis penjual, " ini, ambillah $20 untuk semua kerusakan ini. Kamu gak apa-apa kan?" gadis itu mengangguk, masih berlinang air mata.

Ketika pria ini akan beranjak pergi, gadis penjual itu memanggilnya, "Tuan.." pria itu berhenti dan menoleh ke belakang sambil menatap kedua mata buta itu. Sang gadis berkata lirih, "Apakah anda Yesus...?"

Kisah ini, sama halnya dengan kisah "Nabi Muhammad dan Pengemis Yahudi Buta" merupakan cuplikan "Pesona Karakter" yang tidak bisa dihadirkan hanya oleh sekedar pesona baju. Butuh cukup waktu dan kearifan untuk bisa melihatnya dibanding pesona baju yang instant dan langsung tampak dalam hitungan detik.

Inilah pesona hakiki yang lebih berkesan dan sulit dilupakan. Tidak semua orang dapat melihatnya dengan kasat mata, apa lagi serta-merta memilikinya, karena pesona karakter bukanlah sifat bawaan. Bukan sifat keturunan yang diwariskan. Ia hanya bisa diperoleh melalui latihan dan pembiasaan mengasah mata hati, penuh kesabaran, kerendahan hati, persistensi dan kecintaan kepada kebenaran.

Sumber : Andreas Harefa, Mindset Therapy

http://alqolamu.blogspot.com/2014/11/pesona-yang-lebih-berkesan.html

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: