. Ramadhan : Berikan Porsi Lebih Untuk Al-Quran | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Ramadhan : Berikan Porsi Lebih Untuk Al-Quran

Ramadhan : Berikan Porsi Lebih Untuk Al-Quran

Beberapa hari yang lalu, saya mendengar pertanyaan melalui salah satu stasiun televisi swasta tentang amalan memperbanyak membaca kitab-kitab ulama dalam bulan ramadhan. Secara diplomatis, sang Ustdz narasumber acara tersebut menyatakan bahwa membaca kitab-kitab para ulama itu baik, namun khusus dalam bulan Ramadhan beliau menganjurkan agar setiap muslim tetap memberikan porsi lebih terhadap al-Quran.

SubhanAllah, saya seperti tercambuk mendengar jawaban tersebut. Selama ini saya memang termasuk orang yang kurang memberikan perhatian lebih terhadap "membaca" al-Quran. Padahal naskah-naskah keagamaan jelas menyatakan bahwa Ramadhan adalah syahrul Quran.
شهر رمضان الذي انزل فيه القران هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان
“Bulan Ramadhan yang di dalamnya (mulai) diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia, juga sebagai penjelas bagi petunjuk-petunjuk yang membedakan antara yang haq dan yang bathil.” (QS Al-Baqarah: 185)

Menurut Ibn Katsir, Ayat ini menegaskan keistimewaan bulan Ramadhan sebagai bulan pilihan saat mulai diturunkannya al-Quran, yakni pada "lailatulQadr". Bahkan ada riawayat yang menyebutkan perihal Ramadhan sebagai bulan diturunkannya wahyu-wahyu. Rasul Bersabda :
أنزلت صحف إبراهيم في أول ليلة من رمضان ، و أنزلت التوراة لست مضين من رمضان و الإنجيل لثلاث عشر خلت من رمضان و أنزل الله القرآن لأربع و عشرين خلت من رمضان
“Suhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan, Taurat diturunkan pada enam Ramadhan, Injil diturunkan pada tiga belas Ramadhan, dan Allah menurunkan Al-Quran pada dua puluh empat Ramadhan.” (Musnad Imam Ahmad VI/107)

Terkait dengan keistimewaan Al-Quran dalam Ramadhan, Ibnu Rajab menjelaskan bahwa kebiasaan orang-orang terdahulu di bulan Ramadhan ialah membaca Al-Quran di dalam dan diluar shalat mereka.

Jibril as selalu mendatangi Rasululah saw setiap Ramadhan untuk mengajarinya Al-Quran. Pengkhususan tersebut tentu menjadi sinyal kuat bahwa Ramadhan benar-benar waktu istimewa sehingga ia pantas menjadi waktu tadarus Al-Quran.

Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari 'Abdulullah ibn Abbas bahwa Rasulullah saw merupakan sosok yang paling dermawan. Terlebih lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril menjumpainya untuk mengajarinya Al-Quran. Jibril menemui beliau di setiap malam Ramadhan untuk mengajarinya Al-Quran. Maka ketika Jibril menjumpainya, beliau adalah orang yang paling dermawan, lebih dari angin yang bertiup.

Mengenai riwayat ini, Ibnu Rajab menuturkan bahwa tadarus yang berlangsung antara Nabi Muhammad dan Jibril itu menunjukkan sunnahnya memperbanyak membaca Al-Quran malam hari di bulan Ramadhan. Sebab, di malam hari sudah tidak ada lagi kesibukkan, semangat menguat, hati dan lisan akan saling bersepakat untuk tadabbur, berdasarkan firman Allah, Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu' dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.(QS Al-Muzammil : 6)

Lihatlah bagaimana Amirul Mukminin Utsman ibn Affan senantiasa bersama Al-Quran di bulan Ramadhan. Dikabarkan bahwa beliau menghidupkan seluruh malamnya. Beliau membaca Al-Quran di setiap rakaat shalat yang beliau kerjakan.

Demikian pula dengan sahabat Ubay bin Ka'ab, beliau mampu mengkhatamkan Al-Quran di setiap delapan harinya. Sementara shabat Tamim Ad-Dari mampu mengkhatamkannya dalam setiap pekannya.

Bahkan Imam yang diikuti mazhabnya oleh mayoritas muslim Indonesia, yakni Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i dalam bulan Ramadhan mampu mengkhatamkan Al-Quran sebanyak enam puluh kali selain yang beliau baca di waktu shalat. Ini berarti beliau mengkhatamkan al-Quran sebanyak 2 kali dalam 24 jam.

Muhammad bin Mas'ar menceritakan, Ayah saya tidak pernah tidur sampai beliau membaca setengah Al-Quran.(Lathaif Al-Maӡrif : 318-319)

Jika ada yang bertanya, bagaimana mungkin mereka mengkhatamkan Al-Quran kurang dari 3 hari sementara Nabi shallallahu alaihi wa sallam֠ melarang hal tersebut?

Menurut Ibnu Rajab larangan itu khusus jika dilakukan terus-menerus. Sedangkan di waktu-waktu yang memiliki keistimewaan seperti Ramadhan, atau di tempat-tempat yang memiliki keutamaan seperti Makkah bagi orang-orang asing yang memasukinya, maka disunnahkan memperbanyak membaca Al-Quran sebagai bentuk perhatian pada zaman dan tempat.

Kiranya cerita-cerita di atas sudah cukup dijadikan sebagai motifasi dan penyemangat untuk memberikan porsi lebih bagi al-Quran dalam bulan Ramadhan. Semoga Allah azza wa jalla memberikan kita kekuatan untuk bisa lebih memanfaatkan bulan Ramdahan kali ini dan bulan-bulan lainnya dalam beribadah kepada-Nya seiring berkurangnya jatah hidup di dunia.

https://alqolamu.blogspot.com/2017/06/ramadhan-berikan-porsi-lebih-untuk-al.html

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: