Kue Itu Tidak Enak
sekelompok anak-anak tengah memperebutkan sepotong kue. Dalam keramaian itu tiba-tiba seorang anak yang berbadan agak besar berkata :
"ih.. buat apa kue itu, gak enak... lagian kata bapakku kue itu bikin kita sakit" katanya sambil berlalu meninggalkan anak-anak lain.
Lima anak yang paling akrab serempak meludahi kue tersebut. Empat anak lain yang sebenarnya sangat butuh kue itu menjadi sedih namun tak bisa berbuat apa-apa, hingga akhirnya mereka pun terpasksa berlalu tanpa membawa apa-apa
Tidak lama kemudian lima anak yang meludahi kue itu pun kembali lalu membagi-bagi kue tersebut menjadi 6 bagian. Masing-masing memperoleh bagian yang telah mereka ludahi, sedang bagian tengah yang masih bersih diperuntukkan buat anak paling besar yang tadinya mengatakan kue itu tidak enak.
Tepat atau tidak analogi ini, keputusan Parlemen mengembalikan pemilihan kepala daerah kepada wakil wakil di parlemen adalah suatu pengingkaran terhadap demokrasi rakyat. Walaupun mereka beralasan kue itu tidak enak karena menghabiskan biaya yang sangat besar, tapi masyarakat tidak lagi bodoh seperti yang mereka pikir.
Semua tahu bahwa pengembalian wewenang pemilihan kepada daerah melalui mekanisme perwakilan akan sangat membuka peluang untuk membangun dinasti-dinasti pemerintahan otokratis yang sangat dekat dengan korupsi.
kalau disebuah daerah ada 35-40 orang 'wakil', maka si calon pemangsa rakyat cukup mudah memberi makan mereka yang cuma segitu dibanding memberi makan rakyat pemilih yang berjumlah 400 s/d 1 juta jiwa. So.. putra mahkota jadi punya peluang yang sangat besar untuk dinobatkan sebagai raja. Dimana lagi kedaulatan Rakyat?
"ih.. buat apa kue itu, gak enak... lagian kata bapakku kue itu bikin kita sakit" katanya sambil berlalu meninggalkan anak-anak lain.
Lima anak yang paling akrab serempak meludahi kue tersebut. Empat anak lain yang sebenarnya sangat butuh kue itu menjadi sedih namun tak bisa berbuat apa-apa, hingga akhirnya mereka pun terpasksa berlalu tanpa membawa apa-apa
Tidak lama kemudian lima anak yang meludahi kue itu pun kembali lalu membagi-bagi kue tersebut menjadi 6 bagian. Masing-masing memperoleh bagian yang telah mereka ludahi, sedang bagian tengah yang masih bersih diperuntukkan buat anak paling besar yang tadinya mengatakan kue itu tidak enak.
Semua tahu bahwa pengembalian wewenang pemilihan kepada daerah melalui mekanisme perwakilan akan sangat membuka peluang untuk membangun dinasti-dinasti pemerintahan otokratis yang sangat dekat dengan korupsi.
kalau disebuah daerah ada 35-40 orang 'wakil', maka si calon pemangsa rakyat cukup mudah memberi makan mereka yang cuma segitu dibanding memberi makan rakyat pemilih yang berjumlah 400 s/d 1 juta jiwa. So.. putra mahkota jadi punya peluang yang sangat besar untuk dinobatkan sebagai raja. Dimana lagi kedaulatan Rakyat?
![My Photo](http://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv-k2BUa_NbyQNSjmo7G09tJjPw2IrOYkAGN1phCocM58xIFseOrEVABYfUSVZGPSj03ch7vN7BwYyISoSuqa0Q-AKJKK9o2hey0MULksibmmBWNuPdMeCK7CUaWt9hC8/s113/awink+dan+kupu22.gif")
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: