. Jangan Remehkan Kekuatan Kata-kata | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Jangan Remehkan Kekuatan Kata-kata

Jangan Remehkan Kekuatan Kata-kata

Dalam sebuah cerita dikisahkan bahwa ada seorang lelaki tua yang tidak bisa melihat sedang meminta-minta di pinggir jalan. Karena keterbatasannya, ia memanfaatkan sebuah kertas karton besar dan meminta orang menuliskan di sana kira-kira kalimat : "Saya buta, Tolong bantu saya,"


Orang-orang yang berlalu-lalang di jalan itu memang ada yang tergerak untuk memberi sedekah, namun tak banyak, hanya satu atau dua orang saja. Sampai suatu hari ada seorang wanita yang melalui jalan itu, sejenak terhenti setelah membaca tulisan di karton si kakek. Wanita ini tampak mengambil bolpoin dari dalam tasnya dan menuliskan sesuatu di sisi karton yang masih kosong. Lalu Ia meletakkan karton itu kembali dan beranjak pergi.

Ajaib, hanya beberapa saat setelah itu, hampir setiap orang di sana memberikan sedekah kepada si kakek. Nyaris tidak ada yang terlewatkan. Sepertinya ada kekuatan besar yang mendorong mereka untuk mau membantunya.

Apakah sebenarnya yang telah terjadi? ternyata sang wanita hanya menulis sebuah kalimat sederhana, namun memiliki kekuatan yang mampu mengubah "mindset" orang-orang yang lewat; dari biasa-biasa saja menjadi terlibat secara emosional dengan nasib si lelaki tua. Di sana tertulis :

"Ini adalah hari yang indah. Sayang aku tak bisa melihatnya..."
***

Meskipun menurut ilmu komunikasi, kata-kata hanya memberikan kontribusi sebesar 7%, dibandingkan intonasi (38%) dan bahasa tubuh (55%), namun cukup banyak tulisan yang meyakini adanya sebuah kekuatan besar di dalam kata-kata. Mungkin anda pernah mendengar soal "katak tuli" yang mememangkan lomba memanjat/melompat tertinggi? Demikian pula halnya dengan tulisan Dr. Masaru Emoto tentang pengaruh kata-kata positif terhadap benda-benda seperti air, atau tentang kisah unik masyarakat kepulauan Solomon yang meneriaki pohon kayu ketika akan membuka lahan baru untuk bercocok tanam.

kisah-kisah ini memang lebih banyak bermain di wilayah fiksi dan sulit dibuktikan kebenarnnya secara empiris. Namun apapun alasannya, ucapan jorok, kasar dan dikeluarkan dengan cara menghardik tentu saja bukan seustau yang baik. Tidak ada orang yang mau dikasari. Makanya dalam Islam, ditemukan sebuah konsep agar seseorang berusaha menahan diri (diam) dari pada hanya mengatakan yang tidak baik :

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت
[رواه البخاري ومسلم]

"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam" (HR. Bukhori dan Muslim)

Dipercaya atau tidak, kata-kata yang diulang secara terus-menerus akhirnya dapat menjadi sugesti yang mempengaruhi pikiran dan perasaan, seperti yang dilakukan oleh para hipnoterapis dan pelaku hypnotism (Hipnotis). Coba lihat anak-anak, para penjaja ojek payung. Di tengah lebatnya hujan, mereka dengan semangatnya berlarian kesana kemari untuk menawarkan jasanya kepada setiap orang yang lewat.

Walau terkadang tubuh anak-anak ojek payung ini basah kuyup dan kedinginan, namun pikiran mereka mengatakan itu adalah rejeki. Kata hujan….rejeki….hujan rejeki… terus bergema di dalam pikiran mereka. Bandingkan dengan sikap sebagian orang tua yang panik melihat anaknya basah kuyup sepulang sekolah. Kebanyakan dari mereka akan berkata “Hujan…sakit…hujan sakit….”

Kata-kata yang selalu diulang-ulang ini akan tersimpan secara otomatis di dalam pikiran bawah sadar yang suatu saat akan di munculkan dan bereaksi ke tubuh menjadi sebuah kenyataan. Menurut Prof dr Kelvan vinath Mtk, seorang pakar ilmu psikologi asal India utara, pikiran bawah sadar memiliki kekuatan 70% di bandingkan dengan pikiran sadar yang hanya memiliki kekuatan 30%.

Barangkali konsep ini lah salah satu hikmah kenapa Allah SWT menganjurkan agar kaum muslimin lebih mengatakan "unzhurna" dibanding kata "Raa'ina :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوا وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): “Raa’ina”, tetapi Katakanlah: “Unzhurna”, dan “dengarlah”. Karena bagi orang-orang yang kafir telah disediakan siksaan yang pedih" QS.2(al-Baqarah):104


https://alqolamu.blogspot.com/2014/12/jangan-remehkan-kekuatan-kata-kata.html

1 comment:

  1. Kekuatan Kata-Kata versi Mohhamed Qahtani ..
    https://posmusica.wordpress.com/2017/10/22/kekuatan-kata-kata-mohammed-qahtani/

    ReplyDelete