Awink Abi January 13, 2015

Terkadang Kita Perlu Merubah Haluan

Dulu, ketika teknologi informasi dan komunikasi maritim belum secanggih sekarang, banyak hal yang dilakukan hanya melalui kode-kode morse dan lampu suar. Suatu ketika langit sangat gelap dan sebuah kapal perang besar tengah melintas di kawasan laut berkabut. Jarak pandang nyaris nol persen.

Tiba tiba dari kejauhan tampak sebuah lampu lain. Sang Kapten Kapal yang berpangkat Jenderal itu memerintahkan supervisor menara untuk menyampaikan kode kepada benda yang berlampu itu agar memutar haluannya 15 derjat ke kiri. Setelah kode disampaikan, datang kode balasan dari cahaya itu : "anda yang seharusnya memutar 15 derjat ke kiri"

Tidak terima dengan perintahnya yang seolah dilecehkan, sang Kapten Kapal memerintahkan supervisor untuk menyampaikan kode baru : "ini adalah perintah dari Seorang Jenderal, kapten Kapal Perang!". Sumber cahaya yang semakin dekat itu membalas: "ini adalah perintah dari supervisor tingkat II"

Semakin jengkel dan geram dengan balasan hanya dari seorang supervisor, sang jenderal kembali memerintahkan supervisornya untuk menegaskan lagi bahwa mereka tidak main-main dan akan menembak benda pembawa lampu bila tidak segera menyingkir. Sumber cahaya itu kemudian membalas : "maaf jenderal, kami adalah pemantau di mercusuar".

menyadari kekeliruannya, dalam keadaan setengah panik, sang jenderal memerintahkan nakhoda untuk berputar, namun terlambat, jarak sudah sangat dekat, kapal perang gagah itu kandas, seperti Titanic menerjang tebing karang yang terjal.

Begitulah, sebesar dan sehebat apapun kita, terkadang situasi dan kondisi memaksa kita untuk merubah arah haluan agar dapat tetap berlayar dengan aman mengarungi lautan kehidupan yang sungguh penuh misteri ini. Juga jangan lupa, bahwa keangkuhan dan kesombongan seringkali tidak menghasilkan apa-apa selain kehancuran.

https://alqolamu.blogspot.com/2015/01/terkadang-kita-perlu-merubah-haluan.html