. How do you believe to Your God | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » How do you believe to Your God

How do you believe to Your God

Beberapa waktu yang lalu saya terkaget ketika salah seorang kawan saya mengatakan bahwa dia masih meragukan keberadaan Sang Pencipta apakah Ia ada ataukah tidak. Kemudian saya mencoba untuk berdiskusi lebih dalam bersamanya. Lambat laun akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa ternyata kawan saya ini sebenarnya percaya kepada Sang Pencipta.

Namun kepercayaannya kepada Sang Pencipta itu ada hanyalah karena dirinya ada. Dia percaya kepada Sang Pencipta sebatas karena dia tahu Sang Pencipta itu ada. Selanjutnya saya coba bediskusi lagi. Dan akhirnya saya dapatkan pula bahwasanya yang menyebabkan dia tidak percaya karena selama ini ketika dia berdoa kepada Sang Pencipta dia sering bertanya kenapa dia tidak pernah mendapatkan apa yang dia minta. Dia merasa Tuhan tidak lah adil.

Diskusi kami semakin memanas. Namun karena semakin alot dan tidak mampu mencerahkan dirinya akhirnya kami memutuskan menghentikan diskusi dengan tidak memberikan hasil dan perubahan berarti bagi kawan saya ini.

Saya sedih sekali karena tidak berhasil meluruskan kawan saya ini. Namun setelah saya renungi kembali pada malam harinya,barulah saya sadari. Bahwa memang besarnya nilai kepercayaan kita kepada Sang Penciptalah yang menentukan apakah doa kita dikabulkan atau tidak.

Jika boleh diklasifikasi, maka besarnya kepercayaan kita kepada Sang Pencipta bisa ditulis sebagai berikut:

  • Knowing (sekedar Tahu)
    Dalam kondisi ini seseorang percaya Sang Pencipta itu ada. Namun rasa percayanya dia hanya sekedar percaya bahwa Sang Pencipta itu ada dan Maha Pemberi Rizki. Dia percaya bahwa kalau Sang Pencipta itu tidak ada maka dirinya tidak ada di dunia. Mungkin inilah yang dirasakan oleh kawan saya.

    Biasanya orang yang percaya kepada Sang Pencipta dalam state seperti ini akan menganggap agama dan Sang Pencipta sebagai simbolitas semata. Mereka percaya Sang Pencipta itu ada tapi mereka tidak mau beribadah kepadaNya. Mereka tahu neraka itu ada dan surga juga ada. Namun rasa tahu itu hanya ada di alam fikiran saja bukan di hati.
    Mereka tahu hanya sebagaimana mereka tahu kalau bulan itu ada di luar angkasa. Mereka memandang rasa percaya mereka kepada Tuhan seperti pengetahuan semata, Enough not more
  • Values (Norma)
    Saya mengklasifikasikan orang-orang yang percaya dalam tataran Norma adalah mereka yang percaya kepada Sang Pencipta dan tahu ke-Maha-an Sang Pencipta bukan hanya di akhirat namun juga di dunia. MEreka beribadah karena orang-orang sekitarnya beribadah. Mereka melihat kepercayaan kepada Sang Pencipta tergantung dengan kondisi yang ada pada masyarakat tersebut. Rasa percaya dia kepada Sang Pencipta tergantung dengan kondisi lingkungannya. Bukan dari dalam jiwa. walaupun terkadang hatinya mulai tersentuh dengan nilai-nilai Rabbaniah.
  • MindSet (cara berfikir)
    Mereka yang sudah bercaya kepada tahapan Mindset adalah kebanyakan dari diri kita. Kita percaya Sang Pencipta itu ada bukan saja karena kita ada atau karena hukum sebab-akibat. Namun jauh dari itu. Kita juga merasakan keberadaan Sang Pencipta di hati-hati kita. Kita merasakan adanya kedamaian di hati kita ketika kita beribadah
    kepadaNya. Rasa ini ada karena keberadaan Sang Pencipta telah melekat erat di hati dan Cara Berfikir kita. Akan terasa ada yang hilang di hati kita jika kita meninggalkannya. Ada perasaan malu jika lupa beribadah kepadaNya.

    Kita menjauhi yang haram karena kita tahu resikonya bukan saja di akhirat namun juga di dunia. Akan ada ketakutan diri kita jika kita mulai menyimpang dari ajaranNya.Dan memang sebagian besar dari kita adalah seperti ini adanya
  • Trust (Keyakinan)
    Mungkin tak banyak dari kita yang bisa sampai tingkatan ini. Mereka yang sampai tingkat keyakinan, maka mereka tak pernah resah lagi akan dunia. Mereka percaya bahwa Sang Pencipta pemilik semuanya yang ada. Ia beribadah bukan saja karena takut kepadaNya. Namun lebih dari itu. mereka beribadah sebagai rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikanNya.

    Banyaknya harta yang dimiliki orang-orang seperti ini tidaklah membuat tamak. kekurangan harta yang dimiliki tidaklah membuat menjadi dengki. Mereka menyadari bahwa sang Penciptalah yang Maha Memiliki segalanya.Mereka menjadikan dunia di tangan mereka bukan di hati mereka

Saudaraku,
melalui perenungan ini barulah kini saya menyadari. Mengapa orang-orang yang percaya kepada Sang Pencipta sampai tahapan Trust seperti Abu Bakar yang menginfakkan seluruh hartanya untuk agamanya mereka tak pernah sedih dan tak pernah risau. Mereka semakin percaya kepada Allah karena mereka yakin ketika mereka semakin percaya maka Allah dengan mudahnya memberikan pertolongan kepada mereka.

Lalu apakah pantas diri kita yang mungkin baru saja percaya kepada Sang Pencipta kita sebatas Values atau bahkan sebatas Knowing dimana masih ada keraguan kita kepadaNya lalu kita marah-marah kepada Sang Pencipta karena ia tidak memberikan apa yang kita minta. Bagaimana Sang Pencipta akan memberikan apa yang kita minta jikau kita saja tidak percaya dan masih ragu kepadanya.

Dan kini saya semakin meyakini bahwasanya: Semakin kita percaya kepada Sang Pencipta maka akan Semakin cepat pula dikabulkan segala bentuk Doa kita

semoga tulisan ini bermanfaat dan menyadarkan kita siapakah diri kita sebenarnya.

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: