. Ocehanku Seputar Indonesian Idol Junior | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Ocehanku Seputar Indonesian Idol Junior

Ocehanku Seputar Indonesian Idol Junior

Malam ini aku merasa terhibur banget dengan penampilan kontestan Indonesian Idol Junior. Mereka benar-benar memukau, setidaknya itu meurutku (para juri juga bilang begitu.. hihi). Angkat topi plus dua jempol buat Abby, Jojo, Cyra dkk. Mereka masih 8-13 tahun namun mampu mengukir prestasi tingkat nasional.

Kalau mau dibilang "keberuntungan" (karena nasib mereka ikut ditentukan oleh jari-jari pemirsa), tentu bukan hanya itu semata yang mengantarkan mereka masih bertahan sampai malam ini (22/11). Bakat, ketekunan dan kedisiplinan dalam latihan-latihan ketat yang mereka lalui tentu saja menempati porsi yang cukup besar di samping pengorbanan, mengingat usia mereka yang masih sangat belia.

Dalam usia yang sebenarnya masih harus lekat dengan "bermain", perhatian para junior disita oleh sebuah "tanggung jawab" untuk menjadi yang terbaik. Motivasi yang seharusnya juga dimiliki oleh senior-seniornya, para remaja Indonesia. Namun sayang, belaian malam minggu telah menina-bobokan mereka. Rayuan sang dewa asmara terasa lebih menggoda hingga baris-baris berita di wall facebook tak jauh-jauh dari galau dan kemesraan.

Ironis memang, tapi saya yakin harapan itu masih ada. Pasti masih banyak remaja nusantara yang bisa diharapkan. Setidaknya para santri yang saat ini tengah bertungkus lumus dengan kitab-kitab di Pondok pesanten atau kelompok-kelompok remaja pembelajar yang terus mengembangkan bakat dan kompetensinya di sanggar-sangar kratif. Cuma saja kiprah para generasi harapan ini kurang terdengar, mungkin kalah ekspresif dengan "generasi sampah" yang memang tidak lagi punya malu mempertontonkan "**malu**nya"

Kembali ke soal Indonesian Idol Junior, mereka masih bening. Belum terkontaminasi debu dan radiasi kosmopolitan yang kompleks. Banyak harapan tertumpu pada mereka, meski dibarengi kekhawatiran yang tidak sedikit pula. Ya, khawatir kalau-kalau nanti menginjak remaja, mereka justru terjebak dalam lingkaran glamour para generasi sampah. Dunia malam, prostitusi dan narkoba. Paling tidak, kekhawatiran itu adalah seputar "lupa diri", sebagaimana banyak menjangkiti orang-orang sukses di negeri ini.

Terlepas dari semua kekhawatiran itu, motivasi, semangat juang dan tanggung-jawab yang diemban oleh para kontestan seharusnya patut menjadi sumber insiprasi bagi yang lain untuk senantiasa berjuang menjadi yang terbaik.


http://alqolamu.blogspot.com/2014/11/ocehanku-seputar-indonesian-idol-junior.html

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: