. Belajar Dari Penambang Emas | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Belajar Dari Penambang Emas

Belajar Dari Penambang Emas

Beberapa waktu yang lalu, Kabupaten Kuantan Singingi-Riau dihebohkan dengan razia besar-besaran Tambang Emas Ilegal. Yakni usaha tambang emas liar oleh sebagian anggota masyarakat di sepanjang Daerah Aliran Sungan (DAS) batang Kuantan.

Penambangan Emas Tanpa Izin (Peti) ini menjadi alternatif mata pencarian di saat harga karet anjlok sampai di bawah Rp.5.000 per kilogram. Namun tentunya usaha tersebut berdampak tidak baik terhadap lingkungan. Sejak PETI dimulai, nyaris air Kuantan tidak dapat lagi dimanfaatkan. Ikan-ikan menjadi hilang. Dan Yang lebih parahnya lagi adalah terjadinya peruntuhan tebing pada titik tertentu dan pendangkalan sungai pada titik lainnya.

Meski telah berulang-kali di razia, di tempat-tempat tertentu sejumlah usaha penambangan masih terus berlangsung sampai saat ini. Bila dibilang "sembunyi-sembunyi", suara mesin (motor) tambang tentulah bukan sesuatu yang dapat disembunyikan. Tapi entahlah, saya tak berani membahasnya. Terutama di era peradilan yang keadilannya bisa di "hargai" seperti saat ini. Yang pasti dalam tulisan ini bukan itu ide pokoknya. Melainkan ketekunan dari para penambang itu.

Lihatlah cara kerja mereka. Berliter-liter tanah keruh mereka pompa dari perut bumi, lalu disaring. Dipisahkan lumpur dari pasirnya, kemudian pasir-pasir itu disisr dari logam. Tak jemu mereka lakukan itu hingga tampaklah butiran emas dalam ikatan air keras (air raksa).

Begitulah semestinya kita memperlakukan kegagalan. Kegagalan itu seperti pasir keruh yang menyembunyikan emas. Bila terus berusaha, tekun mencari perbaikan di sela-sela kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan- alasan, maka kita akan menemukan cahaya kesempatan. Hanya mencari alasan, sama saja dengan membuang pasir dan semua emas yang ada didalamnya.

Bila hanya mencari alasan untuk sebuah kegagalan, ada berjuta- juta alasan yang dapat ditemukan dengan mudahnya. Namun, alasan tetaplah alasan, la takkan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Kerapkali. alasan serupa dengan pengingkaran. Semakin banyak menumpuk alasan, semakin besar pengingkaran pada diri sendiri. Ini menjauhkan anda dari keberhasilan; sekaligus melemahkan kekuatan diri sendiri. Berhentilah mencari suatu alasan untuk menutupi kegagalan. Mulailah bertindak untuk meraih keberhasilan.



httpss://alqolamu.blogspot.com/2017/03/belajar-dari-penambang-emas.html

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: