. Dari Michael Barnes Menjadi Khallid Shabazz | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Dari Michael Barnes Menjadi Khallid Shabazz

Dari Michael Barnes Menjadi Khallid Shabazz

Pada tanggal 27 februari 2017 lalu, mcclatchydc.com (McClatchy DC BUREAU) menurunkan berita bertajuk "Army makes history by putting Muslim in charge of 14,000 US soldiers’ spiritual needs". (Angkatan Darat Amerika Membuat Sejarah dengan Menempatkan Seorang Muslim sebagai Pengurus Rohani Bagi 14.000 orang personil).

Berita yang berhubungan dengan Letkol DR. Khallid Shabazz ini sempat menjadi perbincangan publik. Soalnya, dari 14 ribu tentara di divisi infantri ke-7 itu mayoritasnya adalah Kristiani. Namun atas dasar pengalaman selama 26 tahun bertugas di Angkatan Darat Amerika, khususnya 18 tahun di bagian pembinaan mental rohani (Bintal), DR. Khallid Shabazz menjawab :

"My job is not to convert anybody to Islam. God guides people. My only goal is to have people leave my office stronger than when they came in." (Tugasku bukanlah untuk mengubah seseorang menjadi muslim. Karena itu urusan Tuhan. Target tugasku hanyalah membuat orang-orang menjadi "Lebih tegar" saat meninggalkan kantorku dibanding ketika mereka datang)

Khallid Shabazz yang pertama kali melihat dunia dengan nama Michael Barnes ini dilahirkan dalam sebuah keluarga Kristen yang taat di Alexandria, Louisiana. Setidaknya tiga kali dalam sepekan keluarga Barnes pergi ke gereja. Melewati usia remaja, Barnes bersekolah di Jarvis Christian College dan bergabung dengan Angkatan Darat AS ketika ia berusia 23 tahun.

Ketika ditempatkan di Baumholder, sebuah pangkalan militer Amerika di Jerman, Barnes bertemu dengan seorang personil Muslim yang selalu berbicara tentang Islam dan kebajikan. Ia sangat terganggu dengan tentara Muslim ini hingga suatu hari ia menantangnya untuk melakukan debat publik tentang Islam dan agama yang didalaminya sejak kecil.

Di akhir debat yang juga dihari oleh 30 personil tentara lain itu, Barnes mengaku bahwa tentara Muslim tersebut telah mencerahkan dirinya dengan beberapa fakta yang membuatnya menganggap Islam bagaikan sebuah cahaya.

"Sebelumnya saya pikir saya punya pondasi kebenaran yang kuat. Namun untuk pertama kalinya, rasa percaya diri saya terguncang mengenai siapa saya dan apa yang saya percaya,” kata Barnes.

Sejak saat itu ia memutuskan untuk mempelajari Islam. Setiap hari setelah bekerja, dia menghabiskan berjam-jam membaca Alquran dan Alkitab. Setelah dua tahun, Barnes pun bersyahadat dan mengggati namanya menjadi Khallid Shabazz.

“Salah satu bagian favorit saya dalam Alquran adalah pertanyaan apakah orang yang berpikir sama dengan orang yang melakukan. Ini merupakan komponen pemikiran dalam Islam yang benar-benar menggelitik saya,” ungkapnya.


https://alqolamu.blogspot.com/2017/03/dari-michael-barnes-menjadi-khallid.html

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: