. Kalau Saja Dosa Itu Berbentuk Titik Hitam Di Wajah | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Kalau Saja Dosa Itu Berbentuk Titik Hitam Di Wajah

Kalau Saja Dosa Itu Berbentuk Titik Hitam Di Wajah

Di sebuah perkampungan, dulunya pernah ada seorang wanita yang punya putra bernama Ahmad. Nama yang bagus, namun kelakuannya bak bumi dan langit. Ahmad tumbuh menjadi seorang pemuda berandal yang jauh dari tuntunan agama. Berbuih ajakan, suruhan, nasehat dan perintah dari emaknya agar Ahmad mau sembahyang, puasa dan amal-amal kebaikan lain, dia tidak pedili. Bahkan sebaliknya amal kejahatan pula yang menjadi kebiasaannya.

Hobinya Berjudi, "mencekik botol" dan seribu satu macam kejahatan. Sampai suatu hari sang wanita memanggil anaknya dan berkata, "Mad, kau ni dah terlalu teruk dalam maksiat. Mulai hari ini, setiap kali ku dengar kau berbuat salah, akan ku pacakkan satu paku tiang di dinding depan rumah kita, dan setiap kali kau berbuat satu kebajikan, ku cabut pula sebatang dari dinding ini."

Begitulah yang terjadi di hari-hari berikutnya. Sang wanita dengan setia selalu menancapkan sebatang paku ke dinding depan rumahnya. Terkadang sampai berpuluh paku dalam satu hari sesuai jumlah kejahatan Ahmad yang sampai ke telinganya. Jarang sekali dia mencabut paku itu dari sana.

Hari berganti, beberapa purnama berlalu. Tahun demi tahun pun berputar. Dinding papan yang menjadi "wajah" rumah Ahmad kini telah hampir dipenuhi dengan tusukan paku. Nyaris seluruh permukaan dinding itu tertutup, mulai dari batas lantai sampai ke atap. Tentu saja ada yang mulai hitam berkarat diterpa hujan dan panas.

Menyaksikan keadaan dinding rumahnya dijejeri tusukan paku yang menjijikkan pandangan, timbullah rasa malu dalam diri Ahmad. Hatinya tergerak untuk berubah memperbaiki diri. Mulai detik itu, Ahmad pun sembahyang. Hari itu saja lima butir paku dicabut ibunya dari dinding. Besoknya sembahyang lagi ditambah dengan sunat-sunatnya, semakin banyak paku yang tercabut. Beberapa bulan kemudian Ahmad betul-betul telah meninggalkan sisa-sisa maksiat yang dulu melekat pada jati dirinya. Hingga akhirnya hanya tersisa sebatang paku yang tinggal melekat di dinding.

Sang wanita pun memanggil anaknya dan berkata: "Lihatlah Mad, ini paku terakhir, dan sekarang pun akan kucabut pula. Kamu senang kan?" Ahmad tercenung menatap dinding tersebut. Di balik rasa gembira yang disangkakan sang ibu, Ahmad malah menangis terisak-isak. "Kenapa Mad?" tanya emaknya, "Mak kira kau pasti senang dan gembira kerana semua paku-paku itu telah tercabut."
Masih dalam isaknya Ahmad terbata-bata berujar, "Wahai Emakku, paku-paku itu memang telah tiada, tapi aku tetap sedih, karena parutan dan goresan lubang dari paku itu tetap kekal di dinding, bersama dengan karatnya."

***

Sobat, kalaulah setiap dosa dan kejahatan itu berbentuk sebuah titik hitam yang menempel di muka, mungkin kita tidak sanggup lagi untuk ke luar rumah menyapa orang-orang yang kita temui.



https://alqolamu.blogspot.com/2017/03/kalau-saja-dosa-itu-berbentuk-titik.html

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: