. Kita Semua Adalah Ember Yang Cacat | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Kita Semua Adalah Ember Yang Cacat

Kita Semua Adalah Ember Yang Cacat

Waktu kecil dulu, aku pernah mendengar kisah "orang gila" yang disuruh mengisi sebuah drum air menggunakan ember yang bocor. Tentu saja pekerjaan itu menjadi sulit dan memakan waktu yang lama. Karena setiap kali air seember penuh itu diangkat dari sumur, hanya akan tersisa sedikit air untuk diisikan ke dalam drum. Hingga akhirnya sang orang gila mulai "sadar" kalau ada yang salah pada embernya.

Terlepas dari benar-tidaknya kisah itu, aku justru lebih tertarik pada kisah si tukang air yang juga berhubungan dengan ember bocor. Si tukang air ini bertugas mengambil air dari sungai yang berjarak lumayan jauh dari rumah majikannya. Dalam pekerjaannya ia menggunakan sebuah pikulan tempat ia menggantungkan dua ember besar yang dipenuhi air.

Salah satu ember itu rusak. Ada beberapa lobang dan retakan kecil di bagian alas dan dindingnya. Kondisi ini tentu saja membawa dampak berbeda pada air yang berhasil sampai ke rumah. Satu ember masih penuh, sementara ember yang lain hanya menyisikan setengahnya. Meski begitu, sang tukang air tetap rutin melaksanakan tugasnya setiap hari, hingga waktu berlalu selama dua tahun.

Setiap kali selesai mengantar air, ember yang utuh selalu membusungkan dada sambil melirik nakal pada ember yang rusak. Ia sangat bangga dengan prestasinya yang dua kali lebih banyak dari ember yang rusak. SI ember rusak tentu saja sedih karena ia hanya dapat memberikan setengah dari tuntutan tugasnya. Sampai suatu ketika, ia berkata pada si tukang air : "tuan, saya malu pada diri saya yang cacat. Saya tidak mampu melaksanakan tugas dengan sempurna, tolong maafkan saya"

"mengapa?" tanya si tukang air. "Mengapa kamu harus malu dan merasa sedih begitu"?

"ya, selama dua tahun ini, saya hanya mampu membawa setengah dari volume yang seharusnya dapat saya bawa. Adanya lubang dan retakan pada diri saya telah menyababkan air yang saya bawa bocor, tercecer sepanjang jalan menuju rumah majikan tuan. Karena cacat saya itu, tuan menjadi rugi"

Mendengar jawaban itu, si tukang air merasa kasihan pada si ember cacat. Ia berusaha menghiburnya dan berkata : "Besok, saat kita kembali mengangkut air, tolong kamu perhatikan bunga-bunga yang indah di sepanjang jalan"

Dan benar saja, ketika mereka mlintas di atas bukit, si ember cacat memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga yang indah di sepanjang sisi jalan. Hal itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali merasa sedih karena separuh air yang ia bawa telah tercecer di jalanan. Dengan kesedihan seperti sebelumnya, si ember cacat kembali minta maaf pada si tukang air.

Dengan bijak, si tukang air berkata : "Tidak kah engkau sadari bahwa bunga-bunga yang indah itu hanya tumbuh di sisi jalan yang engkau lalui? Bunga-bunga itu tidak tumbuh di sisi rekanmu, ember yang utuh. Itu karena sebenarnya aku menyadari cacatmu dan berusaha memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap kali kita pulang dari sungai, tanpa disadari engkau telah menyirami benih-benih itu hingga tumbuh subur dan indah. Bunga-bunga itu telah beberapa pekan meghiasi ruang tamu dan meja makan di rumah majikan kita. Tanpa dirimu, majikan kita akan kesulitan menghiasi rumahnya"
***

Sobat al-Qolamu, setiap orang pasti memiliki kekurangan. Kita semua adalah ember yang cacat, namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan dan kelemahan itu untuk sesuatu yang bermanfaat. DI mata Tuhan Yang Maha Bijaksana, tidak ada yang sia-sia :

لَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"(Orang-orang yang mempunyai akal yang cerdas) yaitu orang-orang yang mengingat Allah saat dia berdiri, duduk dan berbaring, mereka memikirkan tentang penciptaan langit-langit dan bumi (kemudian berkata) Wahai Pemelihara kami, Engkau tidak menciptakan semua ini sia-sia. Maha suci Engkau, maka jagalah kami dari adzab neraka. QS.3 (Ali Ilmran : 191)

Kenali dan akrablah dengan kelemahanmu, ajaklah ia berubah menjadi suatu kelebihan. Ubah Api Kebencianmu Menjadi Letupan Semangat! karena Mereka Hebat, tapi Anda juga Istimewa

https://alqolamu.blogspot.com/2017/03/kita-semua-adalah-ember-yang-cacat.html

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: