. Kalau Dia Ibu Saya Pak.. (Sepenggal kisah Si Sopir Angkot) | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Kalau Dia Ibu Saya Pak.. (Sepenggal kisah Si Sopir Angkot)

Kalau Dia Ibu Saya Pak.. (Sepenggal kisah Si Sopir Angkot)

Beberapa hari menjelang Ramadhan, terkadang ingatan kita kembali terbawa ke masa-masa indah, sewaktu masih bersama keluarga asal. Nikmatnya suasana menunggu azan maghrib, berangkat bersama menuju masjid/mushalla untuk mendirikan malam ramadhan, serta bangun untuk sahur dalam keheningan dini hari terasa begitu sempurna dengan keberadaan mereka, saudara-saudara serta Ayah dan ibu kita.

Sekarang mungkin hanya beberapa diantara kita yang masih dapat mengulang bagian-bagian kecil kenangan indah itu. Kebanyakan terpaksa membiarkannya sekedar tersusun rapi dalam memori kenangan. Sulitnya mencari penghidupan yang memaksa tinggal berjauhan, atau karena anggota keluarga tidak lagi utuh menjadi alasan bahwa itu tidak akan terulang kembali. Terlebih bila salah satu atau kedua orang tua telah tiada.

Beruntunglah mereka yang masih memiliki orang tua. Masih ada kesempatan untuk bersimpuh di kedua kakinya sebelum semua berakhir dan tidak mungkin lagi terulang. Sepenggal kisah supir angkot yang viral pada tahun 2015 berikut mungkin dapat menggugah nurani kita yang sering alpa.

Baru beberapa saat saya naik angkot, "kiri sep..." kata ibu tua di depanku sambil berkemas. Mobil pun minggir. Sopirnya masih muda, mungkin belum sampai 25 usianya. Sopirnya bertanya : "ibu turunnya bisa? pelan- pelan aja bu..." katanya. Si ibu menjawab, "turunnya mah pelan pelan bisa Sep, tapi nyeberangnya ibu takut."

Sopir pun turun dari mobil menuju pintu belakang penumpang, "sini bu saya tolongin" katanya. Sopir itu membimbing ibu tua itu turun, lalu membantu menyeberangkan pelan pelan karena ibu tua itu jalannya tertatih tatih.

Setelah kembali ke mobil, saya iseng bertanya... "ibu nya mas?"
"bukan.." jawabnya...
"oh.. saya kira ibunya, manggilnya Sep.. saya kira mas nya namanya Asep.." kataku ringan.
"baik banget mas mau ngurusin sampai nyebrangin segala..."

"kalau itu ibu saya Pak, gak bakalan saya biarin pergi-pergi sendiri. Kalau jatuh, ketabrak, atau sakit di jalan gimana coba? Saya suka sedih lihat ibu-ibu tua, ngapain sendirian bepergian. Padahal dulu pasti lagi mudanya pergi-pergi anaknya selalu dibawa, dijagain takut anaknya jatuh, diurusin siang malem waktu anaknya sakit. ya gak Pak?" tanyanya....

"iya jawabku singkat..." (tenggorokan rasa terkunci).

"Iya Pak....Orang kadang gak ngehargain ibunya... kalau senang lupa, kalau susah pasti nyari ibunya.... padahal pak.. saya ini gak punya ibu, ibu saya meninggal dari saya kecil. Saya diasuh orang lain, barangkali kalau saya punya ibu, nasib saya gak begini... karena pasti ada ibu yang ngedoain supaya jadi anak yang sukses. Orang lain di doain ibunya, belum tentu juga inget dan sadar kalau itu tuh hasil doa sama jerih payah ibunya... yaa gak Pak.?"
"iya.." jawabku lemah...

"kiri depan yaa... saya doain mas selalu dimudahkan rejekinya dan bisa sukses yaa mas. jangan lupa ibunya dikirimin doa. makasih yaa.." saya buru buru ambil Hp di saku ...... "asalamualaikum.
..mama..lagi apa? sehat ma? sama siapa di rumah? ....."

Viral dari FB : Eko Sulistiyo

https://alqolamu.blogspot.com/2017/05/kalau-dia-ibu-saya-pak-sepenggal-kisah.html

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: