. Ketika Akal Berpikir Iman pun Bertambah | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Ketika Akal Berpikir Iman pun Bertambah

Ketika Akal Berpikir Iman pun Bertambah

Pernahkah kita perhatikan seekor kucing yang di lempar dengan sebuah batu?kemudian apa yang kucing lihat? Batunya atau orang yang melemparnya? ,bukti membuktikan kucing itu tidak melihat pada batunya tapi melihat kepada orang yang melempar batu itu.
“Fenomena alam adalah fakta, kenyataan, yang tunduk pada hukum hukum yang menyebabkan fenomena itu muncul, kemudian ada keterlibatan siapa di balik fenomena tersebut?”

Salah satu ciri mahluk dikatakan hidup adalah bergerak, manusia disibukan oleh rutinitas masing masing, secara visuil kita bisa membedakan keadaan manusia yang diam dan yang disibukan dengan kegiatan kegiatan.

kita ambil contoh orang yang duduk di rumah sambil berfikir dengan seorang pekerja lapangan atau olahragawan yang senantiasa melatih tubuhnya, secara spontan yang kita fikirkan adalah hasil dari usaha kedua orang tersebut, pernahkah anda berfikir mereka adalah dua mahluk hidup yang bergerak? lalu kenapa mereka bisa bergerak?

Secara ilmu hayat tubuh manusia terdiri dari miliaran sel sel yang membentuk jaringan sel sel, otot otot, tulang, organ tubuh dan sebagainya. Kalau ditinjau lebih seksama memiliki karakter frekwensi getaran sendiri sendiri, frekwensi dari tubuh seseorang merupakan kumpulan dari semua frekwensi sel sel pembentuk tubuhnya, sehingga orang yang bersangkutan pun ditentukan oleh keadaan sel sel tubuhnya.

selanjutnya di dalam setiap sel terdapat satu “unit fikiran” (mind stuff) yang secara kolektif akan membentuk fikiran orang itu, jadi fikiran seseorang di pengaruhi langsung oleh keadaan sel sel ini.

Sel sel pembentuk tubuh ini terbuat sebagian besar oleh makanan yang kita makan dan juga sel sel ini tumbuh dan berkembang dari makan, udara dan air yang kita peroleh dari lingkungan kita, sel sel dalam tubuh berusia 21-28 hari, sel yang mati diganti dengan sel yang baru terbentuk, disini jelas dapat kita lihat bahwa makanan sangat mempengaruhi kondisi sel dalam tubuh kita yang berarti menentukan tingkat kesehatan tubuh dan fikiran.

Di atas secara ringkas penulis memaparkan keadaan tubuh yang disususn dari bagian bagian yang sangat kecil yang satu sama lain saling mempengaruhi dan saling mengisi, ketika salah satu sel tidak berfungsi maka akan menyebabkan kecacatan dalam tubuh dan menyebabkan keterbatasan dalam bergerak. Seorang olahragawan tidak bisa menggerakan sebagian anggota badannya seperti biasa, berkurangnya kecepatan berfikir bahkan bisa menyebabkan gangguan jiwa ketika salah satu saraf otaknya terganggu atau tidak berfungsi lagi.

Dalam hal ini sengaja penulis mengambil tubuh sebagai contoh, karena pada dasarnya tubuh dimiliki setiap orang dan bisa secara langsung merasakan keadaannya masing masing, lain halnya ketika dibicarakan benda atau mahluk hidup di luar tubuh kita, akan sangat jarang sekali kita dapati orang yang memperhatikan keadaan di luar tubuhnya.

Tubuh merupakan salah satu contoh kecil dari fenomena alam, masih banyak fenomena yang belum terungkap di alam semesta ini, dan sering kita dapatkan dalam al Qur’an ayat ayat yang mengungkap fenomena alam, sering pula Allah swt mengingatkan manusia untuk selalu berfikir merenungkan kekuasaan Allah swt seperti فلينظر الانسان ممّ خلق (Al-Thariq 5), افلا ينظرون (Al-Ghasyiyah 17), ام خلقوا من غير شيئ ام هم الخالقون(Al-Thur 35), yang semuanya itu Allah swt tujukan kepada manusia sebagai hayawan al Natiq.

Pernahkah kita perhatikan seekor kucing yang di lempar dengan sebuah batu?kemudian apa yang kucing lihat? Batunya atau orang yang melemparnya? ,bukti membuktikan kucing itu tidak melihat pada batunya tapi melihat kepada orang yang melempar batu itu.

Begitu pula kita melihat kehidupan ini, kita hanya sering melihat benda benda, mahluk mahluk yang ada di sekitar atau musibah yang datang dan tidak pernah melihat melihat siapa yang menciptakan benda benda, mahluk mahluk dan musibah tersebut, dan seharusnya kita melihat kepada siapa yang mendatangkan benda benda, mahluk mahluk dan musibah tersebut, ini akan lebih mudah dalam memahami keeksistensian Allah swt.

Sekarang banyak para ilmuan yang membuktikan kebenaran al Qur’an seperti karya harun yahya dan yang lainnya, sebagai bendungan dari usaha kaum orientalis yang mencoba menghancurkan islam lewat science dan sekaligus membuktikan kebenaran al Qur’an.

Fenomena alam dan al Qur’an merupakan dua unsur yang Allah swt datangkan sebagai pengisi kehidupan manusia dan petunjuk dalam menjalani kehidupan, ketika fenomena datang maka al Qur’an menjawabnya.

Setelah kita tahu kebenaran al Qur’an yang tidak diragukan lagi kebenarannya, apakah keimanan kita tidak bertambah?

Oleh : Bary Mukhlis

https://alqolamu.blogspot.com/2014/10/ketika-akal-berpikir-iman-pun-bertambah.html

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: