. Rencana Allah Pasti Lebih Indah | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Rencana Allah Pasti Lebih Indah

Rencana Allah Pasti Lebih Indah

Masih bergumpal dengan kesal, kecewa dan kemarahannya, Risman minta diantar kembali ke rumah. Sepanjang perjalanan pulang, pikirannya tetap terpaut pada kesempatannya yang hilang akibat ketinggalan pesawat. Akibat keterlambatan taksi dan macet jalanan. Bahkan di ujung lamunannya, Risman nyaris 'marah' kepada Tuhan yang menurutnya tidak memberikan ia KESEMPATAN.
"Cepetin donk Pir, kalo begini bisa-bisa saya ketinggalan pesawat nih.." gerutu Risman pada pengemudi taksi yang tengah ia tumpangi. Keringat membanjiri wajah paruh baya itu meski AC mobil disetel cool. Ia tak ingin terlambat menghadiri persentasi penting yang akan menentukan hidupnya ke depan.

Saat itu jam di dasboard taksi telah menunjukkan pukul 8.30 wib. Dalam keadaan normal, ia hanya butuh waktu 10 menit ke bandara. Tapi pagi itu jalan simpang Arengka macet total. Sudah 15 menit ia berada dalam taksi, bandara Sulthan Syarif Qasim II masih belum terlihat. Padahal di tiket yang ia pegang tertulis bahwa pesawat dengan nomor penerbangan JKT 070623 tujuan Jakarta akan berangkat tepat pukul 09.05 wib.

Benar saja, setibanya di bandara pesawat telah tinggal landas. Risman marah-marah kepada bapak supir taksi. Menurut Risman, kalau saja tadi Pak Supir mau mengikuti sarannya untuk memutar lewat jalan Sudirman, pasti ia sekarang sudah berada di dalam kabin pesawat.

Masih bergumpal dengan kesal, kecewa dan kemarahannya, Risman minta diantar kembali ke rumah. Sepanjang perjalanan pulang, pikirannya tetap terpaut pada kesempatannya yang hilang akibat ketinggalan pesawat. Akibat keterlambatan taksi dan macet jalanan. Bahkan di ujung lamunannya, Risman nyaris 'marah' kepada Tuhan yang menurutnya tidak memberikan ia KESEMPATAN.

Sekitar satu jam setelah di rumah, rasa kesal dan kecewa Risman belum juga hilang. Sampai sebuah berita televisi membuat matanya terbelalak, dan mulutnya tak berrhenti berucap "al-hamdulillah...". Pesawat yang tadinya akan ia tumpangi ternyata gagal landing karena salah satu bannya pecah. Pesawat tersebut menabrak sebuah hall di Halim airport dan terbakar. Semua penumpang dinyatakan meninggal.

***

Sikap Risman yang hanya dalam waktu satu jam berubah drastis dari mengutuk nasib menjadi syukur ini mungkin juga sering dialami oleh orang lain. Banyak sekali kejadian yang mula-mula tidak kita inginkan namun ternyata dibaliknya terdapat hikmah yang besar.

Seorang penjual es krim pasti tidak senang kalau hari tiba-tiba hujan. Ia mungkin akan menyalahkan Tuhan atas kerugiannya hari itu. Namun ceritanya akan berbeda ketika ada berita bahwa di sekolah tempat ia biasa mangkal, banyak siswa yang menderita sakit perut dan harus dirawat. Kalau saja hari tidak hujan, dan ia berjualan di sana, bisa ditebak ia akan berurusan dengan polisi meski es krimnya halal dan bersih.

Begitulah kehendak dan keinginan Tuhan. Tidak jarang logika dan pikiran manusia menolak hanya karena tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Padahal Tuhan, Sang Pencipta pasti lebih tahu apa yang terbaik buat ciptaannya. Dan Tuhannya kaum muslimin tidak akan pernah zhalim terhadap hamba-Nya.


وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
"Dan Allah sama sekali tidak pernah dan tidak akan pernah menganiaya mereka, namun merekalah yang telah menganiaya diri mereka sendiri" QS.29:40

Dengan kemampuan akal dan kemajuan zaman yang pesat, manusia memang bisa mengungkap banyak rahasia kehidupan. Namun itu tetap saja tidak berarti bahwa manusia menjadi makhluk yang serba tahu sehingga 'tidak lagi memerlukan' tuhan. Bahkan ilmu apa pun yang dimiliki manusia saat ini, hanyalah secuil dari karunia tuhan, ibarat air yang melekat pada sebatang jarum yang diangkat dari lautan ilmu tuhan..

وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيلا

"ilmu yang Kami berikan pada kalian itu, hanyalah secetek" QS.17:85

Dulu pernah ada seorang petani yang membawa putranya ke sebuah pondok diatas bukit. Di sekeliling pondok tersebut ia tanami bebagai macam tanaman yang bermanfaat, termasuk bunga yang beraneka ragam. Indah dan wangi.

Di bagian tengah pondok, yaitu antara ruang depan dan dapur ada ruang tanpa atap yang juga digunakan untuk berbagai tanaman. Satu di antaranya sangat wangi dan paling menonjol dari yang lain. Sang petani sepertinya memberikan perhatian penuh terhadap bunga puspa pesona itu.

Setelah menyiapkan semua bekal yang akan ditinggalkan buat putranya, petani itu berpesan:

"Bapak akan membiarkanmu hidup mandiri di sini dengan segla bekal yang ada. Silahkan kamu lanjutkan usaha ini, berkreasi dan kembangkanlah sesuka hatimu. Tapi satu yang harus betul-betul harus kamu perhatikan"

"apa itu Yah? apakah bunga puspa pesona yang berada di tengah rumah?" tanya sang anak menebak.

"Benar, apa pun yang akan kamu usahakan dan apa pun yang telah kamu lakukan nanti, jangan pernah mencabut atau pun mengganti bunga kesayangan ayah itu". Begitu pesan terakhir sang petani tanpa menjelaskan alasannya.

Ditinggal hidup mandiri, memaksa si pemuda bekerja keras untuk menghidupi diri dan melanjutkan usaha sang ayah. Berkat ketekunan dan kegigihannya, ia mampu mengkreasikan berbagai macam tanaman menjadi varietas-varietas baru.

Kini seluruh tanaman yang dulunya merupakan buah tangan sang ayah, telah diganti dengan tanaman baru, kecuali satu. Bunga Puspa pesona yang berada di tengah rumah.

"Ayah melarangku mencabut atau mengganti bunga itu pasti karena keindahan dan wanginya yang dulu memang tak tertandingi, tapi sekarang..?" logika si pemuda menghasutnya untuk melanggar pesan sang ayah, karena kini bunga itu sudah tidak berarti lagi dibanding bunga-bunga baru.

Setelah mempersiapkan calon bunga pengganti, pemuda mulai mencabuti pokok bunga 'larangan' tersebut. Namun di luar dugaan, dari lobang bekas bunga itu dicabut, keluar berbagai macam binatang berbisa seperti ular, kelabang dan kala jengking yang mematikan. Ternyata selain wangi dan bentuknya yang indah, bunga itu juga memliki khasiat sebagai penangkal binatang-binatang berbisa, dan ini luput dari pengetahuan sang pemuda.

Begitulah hukum dan rahasia tuhan, meski secara logika mungkin kita telah mampu memahami falsafah dan sosiologinya, namun harus diyakini bahwa hasil pemikiran kita itu hanya bersifat zhanny (temporal) dan yang absolut (hakikki) hanyalah milik Allah.

Makanya, ketika ada yang bertanya tetang menyamak (menyucikan) bekas najis mughalazah apakah boleh mengganti air tanah dengan detergen, seharusnya dikembalikan ke falsafah ini. Yakni, meski menurut analisa dan pengetahuan medis detergen dianggap lebih baik, namun yakinlah bahwa ada 'kebaikan special' yang disembunyikan tuhan dalam 'air bercampur tanah'


https://alqolamu.blogspot.com/2014/10/rencana-allah-pasti-lebih-indah.html

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: