. Dari Bajaj ke Kereta Kencana | Al-Qolamu

Al-Qolamu

Inspirasi Pencerah

Home » » Dari Bajaj ke Kereta Kencana

Dari Bajaj ke Kereta Kencana

Dulu ketika datang ke Jakarta sebagai Gubernur, Jokowi menunjukkan kedekatannya dengan rakyat dengan menaiki bus KOPAJA, angkutan umum yang menjadi moda transportasi andalan rakyat kelas grass root serta melakukan 'blusukan-blusukan' turun langsung tengah-tengah warga masyarakat Jakarta. Bahkan ketika mendaftar sebagai calon Presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), jokowi bersama JK (Panggilan Drs.H. Yusuf Kala) menaiki Bajaj Berbahan Bakar Gas (BBG).
Selepas upacara pelantikan sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7 bersama Drs. H.Yusuf Kala sebagai wakilnya, dengan menumpangi sedan berplat RI.1, Jokowi yang lengkapnya bernama Ir. H. Joko Widodo langsung menjumpai rakyat yang telah menunggu dan mengeluk-elukkannya sejak pagi.


Jokowi menanggalkan Jas dan dasinya, menaiki sebuah kereta Kuda yang disulap sebagai 'Kereta Kencana' symbol kebesaran dan keagungan seorang raja di Nusantara tempo dulu. Dari atas kereta kencana itu, Jokowi tampak sumrigah. Tak henti-hentinya sang presiden melambai menyapa jutaan warga yang tumpah di sekitar bundaran Hotel iNDONESIA.

Beberapa hari sebelum pelantikan, rencana menaiki 'kereta kencana' yang ia sebut sebagai KIRAB ini memang telah dirancang dengan mendatangkan kuda berikut jokinya dari solo, tempat awal karir jokowi dalam pemerintahan sebagai wali kota. Banyak pihak bertanya-tanya kenapa Jokowi melakukan KIRAB tersebut. Bukankah itu kontradiktif dengan cara-cara beliau sebelumnya?

Dulu ketika datang ke Jakarta sebagai Gubernur, Jokowi menunjukkan kedekatannya dengan rakyat dengan menaiki bus KOPAJA, angkutan umum yang menjadi moda transportasi andalan rakyat kelas grass root serta melakukan 'blusukan-blusukan' turun langsung tengah-tengah warga masyarakat Jakarta. Bahkan ketika mendaftar sebagai calon Presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), jokowi bersama JK (Panggilan Drs.H. Yusuf Kala) menaiki Bajaj Berbahan Bakar Gas (BBG).

Selain sebagai upaya sosialisasi BBG yang memang masih baru bagi warga,Jokowi lagi-lagi ingin menunjukkan bahwa ia adalah bagian dari warga masayarakat yang kebetulan didulukan selangkah ditinggikan seranting' sebagai pemimpin Jakarta. Sikap simpatik dan merakyat sang pemimpin ternyata betul-betul merebut hati rakyat sehingga mengantarkan beliau menjadi orang nomor satu di negeri berpenduduk lebih dari 200 Juta jiwa ini.

Tapi kenapa sekarang Sang Presiden Rakyat itu melakukan KIRAB bak raja?, berkeliling menaiki kereta kencana menuju singasana di istana? apakah ia ingin menunjukkan dirinya sebagai King of The Kingdom?

Sepintas memang membingungkan, tetapi banyak pihak yakin bahwa tindakan jokowi demikian justru semakin mendudukkan posisinya sebagai orang tertinggi yang tidak pernah lepas dari masyarakat kelas bawah.

Dengan menaiki kereta kencana yang notabene-nya adalah kenderaan terbuka tanpa BBM, setidaknya ada beberapa hal yang dapat disimpulkan :

PERTAMA Jokowi Ingin lebih leluasa menyapa Rakyat. Ini jelas berbeda jika beliau tetap berada dalam sedan RI.1 yang tertutup dan melaju kencang dikawal kendaraan berlapis. Justru dengan kereta kuda, beliau seolah tanpa jarak dan tidak kesulitan dijangkau oleh tangan-tangan warga yang ingin menyalami pemimpinnya.

KEDUA Jokowi lagi-lagi ingin mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa selain produk-produk otomotif dan elektrik yang memboroskan milyaran energi tak terbarukan serta merusak lapisan ozon, Indonesia masih memiliki kenderaan tradisional hemat energi dan bebas polusi. Ini secara tidak langsung juga menyentak ingatan kita terhadap potensi peternakan yang kerap terabaikan.

KETIGA salah satu pendapat menyatakan bahwa dengan ber-kereta kencana yang sebenarnya hanyalah sebuah kereta kuda biasa, secara halus Jokowi ingin menunjukkan bahwa ERA ELITE PENGUASA telah berakhir digantikan oleh ERA RAKYAT JELATA yang akan berdaulat, bebas menentukan arah dan kebijakannya sendiri.

KEEMPAT Hal yang paling penting dari semua itu adalah dengan berada di tempat yang 'sangat terbuka', sang presiden ingin menunjukkan pada dunia, bahwa Indonesia masih berada dalam zona negara aman. Beliau tidak khawatir terhadap penyerangan bersenjata yang akan menciderai dirinya. Pak Joko yakin ia terpilih oleh rakyat yang penuh harap membawa Indonesia lebih maju.

Sisi lain yang menarik di hari ini adalah di Istana negara. Bapak Jenderal (purnawirawan) DR.H. Susilo Bambang Yudoyono yang telah memimpin negeri ini selama satu dasawarsa, membuat sebuah upacara PENYAMBUTAN tuan rumah Istana yang baru.

Sang negarawan yang terkenal sebagai tokoh 'tebar pesona' ini ingin menujukkan bahwa 'rumah putih' yang akan ditinggalkannya bukanlah rumah kontrakan yang dibiarkan kosong untuk dihuni pengontrak baru. Melainkan sebuah Pusat Pemerintahan yang mesti dihargai dan dijunjung tinggi keberadaannya. Ini juga menjadi sebuah sejarah dan budaya baru bagi bangsa Indonesia sehingga penghuni baru tidak terlalu canggung dengan suasana barunya.

Terkait dengan hal yang terakhir ini, Jokowi kembali tampil memperlihatkan dirinya sebagai rakyat yang dipresidenkan, yakni dengan membolehkan 700 orang rakyat jelata memasuki halaman istana yang selama ini nyaris mustahil ditembus tanpa pengawalan super ketat dari paspampres.

Bagi Jokowi, Istana juga rumah rakyat dan ia dipilih adalah untuk memimpin rakyat. Sehingga hanya beberapa saat setelah prosesi penyambutan, Pak Presiden langsung melakukan telekonfrens dengan 8 titik di 8 provinsi sebagai bentuk lain dari gaya 'blusukan' nya.

Selamat Pak Joko, smoga harapan itu dapat diwujudkan. Merdeka, Maju Jaya Negeriku.!

http://alqolamu.blogspot.com/2014/10/dari-bajaj-ke-kereta-kencana.html

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Komentar Anda: